Senin, 08 Oktober 2018

Review Drama Korea: Are You Human Too


Akhirnya setelah sekian lama ga bikin review, hari ini gue nulis review drama lagiiiii. Kali ini drama yang bakal gue review adalah drama Are You Human. Drama ini tayang di KBS, walau pasti gue agak telat untuk membicarakan drama ini. Tapi gue tetep harus cerita ke kalian gimana hanyutnya gue ke dalam cerita di drama ini.

Are You Human adalah satu-satunya drama Korea yang bikin gue nangis termehek-mehek (ini gue ga lebay). Awalnya gue males banget buat nonton drama ini, karena pemainnya menurut gue biasa aja. Semua penyuka drama pasti pertama kali yang di lihat ketika akan nonton drama adalah si actor dan actris nya, gue pun. Terakhir gue nonton dramanya Seo Kang Jon itu Cheese in the trap, dan di situ respon gue terhadap dia adalah hanya sebatas “Ok Ganteng” ga ada harapan lain.

Akhirnya gue memutuskan untuk nonton drama Are You Human. Awal episode gue sempet merasa bosan, tapi setelah tau alur ceritanya gue mulai penasaran di setiap episodenya. Karena gua salah satu penyuka cerita yang berbau ilmu-ilmu yang berhubungan dengan manusia (apa ya gue sebutnya). Walau memang cerianya fiksi, tapu gue berhasil dibuat takjub dan penasaran dengan jalan cerita pembuatan robot yang bisa mirip banget sama manusia, bahkan bisa senyum.

Singkat cerita drama ini menceritakan sebuah robot yang diciptakan oleh seorang ilmuan yang terpisah dengan anaknya untuk waktu yang lama. Ilmuan tersebut sengaja buat robot yang mirip banget dengan anaknya agar dia bisa terus merasa dekat dengan anaknya. Yang bikin takjub ilmuan tersebut berhasil mengembangkan robot agar persis menyerupai manusia. Banyak konflik yang terjadi di drama ini, mulai dari konflik keluarga, percintaan, social dll.

Beberapa pesan konflik yang gue tangkep dari drama ini yang pertama konlfik keluarga, drama ini ingin menyampaikan bahwa hubungan darah itu kuat. Seberapa lamanya ibu dan anak di pisahkan karena isu-isu kebencian tapi di dalam lubuk hati entah itu ibu atau anak itu sendiri masih ada rasa sayang yang ga bisa tertandingi oleh apapun. Yang kedua konflik percintaan, gue merasa drama ini menunjukkan ketulusan cinta seorang wanita, dimana wanita itu bisa punya rasa cinta dan sayang kepada robot yang notabenenya sebuah benda. Awalnya memang wanita ini merasa terganggu karena berinteraksi sama si robot, tapi lama-kelamaan dia bisa melihat ketulusan di robot lalu dia jatuh hati sama si robot.padahal si robot ga bisa merasakan cinta yang si wanita rasakan. Yang ketiga konflik social, dari drama ini gue dapet pesan moral bahwa manusia itu serakah. Kenapa gue bilang gini, karena dari cerita yang gue dapet si robot ini di ciptakan hanya untuk menjadi tameng manusia. Si robot di manfaatkan untuk menggantikan posisi manusia lalu ketika ada eror atau si robot berperilaku aneh maka manusia yang menciptakannya bisa melenyapkan si robot. Intinya si robot hidup di ciptakan tapi seolah tak di harapkan secara sesungguhnya.

Kutipan dari drama ini yang bikin gue sedih sampe sakit hati adalah ketika si robot bilang “Aku Ingin Menangis Layaknya Seperti Manusia” entah sampe sekarang dan bahkan ketika gue ngetik kutipan itu pun gue masih merasakan kesedihan yang di rasakan si robot. Focus gue di drama ini adalah lebih kepada kehidupan si robot tersebut walau memang banyak dominan cerita tentang percintaan dan hubungan si robot dengan wanita. Tapi buat gue lebih menarik untuk respect dengan apa yang si robot alami.

Btw, pemain dari drama ini adalah Seo Kang Jon. Buat gue dia berhasil banget memerankan karakter Nam Shin manusia dan juga Nam Shin robot. Aktingnya gue acungi jempol, karena dia bisa memerankan 2 karakteristik yang berbeda dengan muka dan look yang sama. Respect gue terhadap Seo Kang Jon jadi bertambah jadi 75% dan gue jadi penasaran dengan drama-drama dia selanjutnya. Ini drama rekomendasi yang bisa kalian tonton dengan sebuah pesan yang gue simpulkan “bahwa kita sebagai manusia tidak boleh serakah dan harus selalu berbuat baik dengan sesama manusia agar tidak terjadi penyesalan di akhir”

Selasa, 13 Maret 2018

Review Drama Korea: My Golden Life



Awalnya saya gak tertarik sama sekali sama drama yang satu ini karena episode nya super duper panjang. Ini adalah drama pertama terpanjang yang saya tonton, bayangin My Golden Life ini punya total 52 episode dengan durasi tiap episode nya itu sekitar 1 jam. Biasanya saya cuma nonton drama Korea paling banyak itu 20 episode. Agak males juga sebenernya untuk nunggu tayang per-episode nya kalau banyak. Saat itu saya lagi butuh motivasi tentang arti sebuah kehidupan (agak lebay ya) dan saya dapet lah drama My Golden Life ini. Lalu saya baca sedikit sinopsis dan beberapa komentar dari yang udah nonton drama ini duluan. Di Korea sediri ternyata drama ini rating nya cukup bagus, dan akhirnya saya memutuskan untuk nonton drama ini. Awal episode saya cukup semangat nonton karena udah menunjukan problem si tokoh utama. Di episode 40an saya agak bosen nontonnya, entah kenapa mungkin karena saya udah dapet gambaran dari si cerita dan saya ga dapet apa pesan yang saya ingin ambil di episode 40an ini.

Cerita drama ini ringan tentang konflik keluarga dan beberapa konflik percintaan. Masuk ke sinopsis, jadi drama ini menurut saya mencakup beberapa aspek tentang kehidupan, keluarga, dan percintaan. Secara garis besar sinopsis dari drama ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki kehidupan yang sulit. Dia ingin merubah kehidupannya agar lebih baik untuk dirinya dan juga keluarganya. Lalu terkuak sebuah fakta bahwa salah satu anak perempuannya adalah anak adopsi. Dari situ di mulai beberapa konflik baru dan berbagai penderitaan baru yang di alami. Sisi percintaan disini adalah fakta bahwa si wanita ini menyukai laki-laki yang tidak patut ia cintai dan sebenarnya kalau meraka memutuskan untuk bersama hanya akan menyakiti kedua belah pihak dan merumitkan keadaan yang ada. Menurut saya kisah percintaan ini rumit, di saat mereka saling mencintai tapi mereka tidak bisa bersatu karena menjaga kenyamanan keluarga masing-masing. Kalau kalian penasaran kelanjutan ceritanya kaya apa langsung aja tonton dramanya.

Pesan yang saya ambil dari drama ini bahwa ketika hidup kamu sulit ada keluarga kamu yang akan terus mendukung kamu dalam keadaan apapun. Sebuah keluarga adalah tempat untuk kita mencurahkan segala isi hati, pikiran kita, keluh kesah, serta tempat untuk saling bertanya dan menanyakan satu sama lain. Salah satu pesan yang amat tersirat dalam benak saya adalah ketika kamu melakukan sesuatu dengan setulus hati maka hal-hal baik akan hadir dalam kehidupan kamu. Sesulit apapun kamu, sejahat apapun orang-orang terhadap kamu, satu kebaikan akan mengantarkan kamu kepada kebahagiaan.

Senin, 19 Februari 2018

Tentang Pekerjaan: Pengalaman Pertama Kerja Part Time



Saya merasa bahwa saya adalah orang yang sangat minim dalam hal pengalaman. Karena selama kuliah sampai lulus kuliah saya belum pernah merasakan yang namanya “kerja sampingan”. Mungkin diantara kalian pas baca ini ada yang merasa berfikiran bahwa “Part time doang mah ga ada apa-apanya” atau pemikiran-pemikiran lainnya. Ya! Karena saya pun dulu pernah mempunyai asumsi tentang suatu pekerjaan, saya dulu tipikal orang yang memilah milih suatu profesi dan bahkan menyebabkan diri saya kadang tidak menghargai suatu profesi tertentu. Ketika ada profesi yang menjadi idaman dan saya berfikir bahwa menjadi profesi tersebut akan enak dan di hormati banyak orang lalu hidup saya akan sejahtera. Saat ini, saya menganggap bahwa pemikiran seperti itu adalah pemikiran klise, walau setiap orang pasti mendambakan profesi impiannya. Saya tidak mencoba untuk menghentikan kalian bermimpi ingin menjadi apa, karena saya pun sampai saat ini masih memiliki mimpi “profesi idaman”. Bermimpi itu ga dosa, apalagi bermimpi untuk menjadi seseorang yang berguna. Satu hal konkret adalah kalau kalian bermimpi tanpa merealisasikan mimpi tersebut, maka mimpi kalian hanya ada dalam imajinasi kalian aja.

Balik lagi membahas sebuah profesi, saat ini saya sedang bekerja sebagai pekerja part time di salah satu tempat makan di kota tempat saya tinggal. Nama tempat kerja part time saya adalah “Just 4 Lunch” layaknya tempat makan pada umunya menyediakan makanan dan minuman yang sedang di gandrungi anak muda. Saya bekerja setiap sabtu malam dari jam 1 siang sampai jam 9 malam, saya bertugas sebagai kasir dan pelayan. Kebanyakan dari kalian juga udah tau mungkin tugas kasir dan pelayan itu seperti apa. Problem jaman sekarang kebanyakan orang melihat sisi profesi seperti pelayan restoran atau profesi lain yang bukan profesi kantoran terlihat kurang keren. Apalagi kalo tingkat pendidikan kalian tinggi mungkin kalian akan merasa gengsi untuk kerja di tempat-tempat yang kurang benefit. Mungkin juga ada yang berfikiran “Ah jadi kasir dan pelayan doang mah gampang”. Karena dulu pun saya berfikiran seperti itu, namun setelah saya merasakan sendiri “kerja” itu seperti apa. Saya langsung mengubah pola pikir tersebut, semua yang namanya “pekerjaan” itu sama “penting” nya. Kasarnya profesi se-rendah apapun itu punya tanggung jawab dan resikonya sendiri. Dengan orang tersebut bekerja maka orang tersebut mengorbankan waktu dan tenaganya untuk mencari nafkah bagi kehidupannya. Setelah merasakan sendiri gimana capeknya kerja, saya jadi lebih lagi bisa menghargai orang apapun kalangannya dan profesinya. Saya juga bayak belajar untuk gimana berhadapan langsung dan berkomikasi sama orang baru dengan berbagai macam tipe. Jujur hal ini sangat berimbas untuk diri saya dan amat sangat merubah pola pikir saya.

Setiap kerja saya bertemu dengan berbagai macam pelanggan yang punya berbagai tipe karakter, ada yang ramah, ada yang ketus, ada yang biasa-biasa aja dan saya harus tetap ramah kepada mereka tanpa membeda-bedakan dengan segala situasi yang ada. Kadang orang suka kurang mengapresiasi pekerja dalam bidang pelayanan. Padahal hanya apresiasi dengan senyuman atau sekedar bilang “makasi” si pekerja tersebut sudah merasa senang dan di hargai. Hal ini juga saya pribadi rasakan, saya mengambil perspektif dari seorang pelayan kadang orang-orang menganggap remeh pelayan seakan levelnya lebih rendah. Tapi balik lagi semua manusia itu sama aja, segala profesi itu sama penting dan sama capeknya. Intinya kita harus tetap berbuat baik kepada sesama manusia dan saling menghormati. Saya berharap kita semua bisa lebih menghargai profesi seseorang dari segi kemanusiaannya, bukaan di lihat dari kalangan mana orang itu, berapa besar gajihnya, apa jabatannya atau hal-hal lainnya. Semoga tulisan ini bisa membuka atau memberi sudut pandang yang baru untuk kalian yang membaca.

RESPECT ^_^

Selasa, 30 Januari 2018

Merasakan Sensasinya "Quarter Life Crisis"



Beberapa hari kebelakang gue membaca sebuah artikel di internet yang membahas tentang Quarter Life Crisis. Jujur dari baca judulnya aja gue merasa asing, karena ini adalah sebuah istilah yang gue pribadi baru ketahui. Setelah gue baca artikel tersebut secara menyeluruh, baru lah gue tau makna di balik Quarter Life Crisis ini. Jadi, Quarter Life Crisis adalah fase dimana seseorang yang berumur 20an sampai 30an mengalami gejolak dalam dirinya. Fase ini di sebabkan oleh peralihan masa remaja menuju masa dewasa, dan gue baru sadar bahwa gak hanya ABG aja yang mengalami masa peralihan dari anak-anak menuju remaja. Ternyata untuk menjadi orang dewasa pun ada fase peralihannya. Fase ini pun ada beberapa gejala yang muncul seperti merasa kehilangan, kesepian, takut, bahkan bingung. Dari yang gue tangkap, gejala ini kebanyakan merupakan gejala yang berkaitan dengan psikologi seseorang. Ada studi yang menganalisis bahwa penyebab utama terjadinya Quarter Life Crisis ini karena seseorang terlalu memilih karier atau menjadi pengangguran yang menyebabkan terjadinya stress dan kecemasan. Ada juga yang mengatakan fase peralihan remaja menuju dewasa yang membuat seseorang ingin hidup di tahap awal tanpa bantuan orang tua nya jadi seseorang itu merasa kesepian.

Buat gue fase ini cukup menjadi hal penting, karena gue merasakan semua faktor dan gejala yang di sebutkan di atas tadi. Gue yang sekarang berada di umur 23 dan bisa di bilang baru lulus kuliah. Ketika gue ingin mencoba hidup mandiri lepas dari segala tanggungan orang tua dan gue merasa cemas akan masa depan hidup gue. Yang gue rasakan sama persis dengan gejala di atas, semua rasa kesepian, kecemasan, bingung campur aduk jadi satu dalam benak gue. Banyak pertanyaan yang tersirat dalam hati tentang gimana kehidupan gue yang akan datang, gue bingung apa langkah yang harus gue mulai untuk membangun masa depan gue. Gue merasa kesepian karena 1800 kehidupan gue berubah setelah gue lulus kuliah. Gue kehilangan teman-teman yang di masa kuliah mau seneng atau susah selalu bias ngumpul bareng, yang terparah gue rasakan adalah gue kehilangan aktivitas gue. Di sela-sela gue melamar pekerjaan sana-sini, gue merasa bingung apa yang harus gue lakukan lagi. Sampai sempat gue mikir, apa gue berguna hidup di dunia ini? Gue tau bahawa pemikiran seperti itu salah dan gue sadar semua gejolak yang gue rasakan ini memang fase semestinya yang gue harus jalani.

Gue rasa solusi terbaik untuk mengatasi semua gejolak yang gue rasakan ini adalah mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. Banyak-banyak berdoa, walau kadang kita yang hanya sebagai manusia biasa ada rasa capek dan banyak ngeluh tentang kehidupan yang mestinya patut kita syukuri. Sebelum gue mengerti dengan makna Quarter Life Crisis ini, gue selalu mengeluh akan kehidupan gue ini. Setelah gue memahami fase ini, gue jadi lebih bisa menerima. Kenapa? Karena gue yakin kita hidup di dunia ini melewati beberapa fase. Setiap fase pasti bisa kita lewati walau memang terasa berat. Kayak kita mau UN aja dulu gimana, kita ngerasa bahwa UN adalah hal terberat yang harus kita lewati. Tapi akhirnya kita bias melewati itu dan lanjut ke fase berikutnya yang lebih berat. Kalau diantara kalian ada yang merakan hal yang sama dengan apa yang gue rasakan, kita harus tetep semangat! Jangan pantang menyerah! Pasti ada kebahagiaan yang menanti kita!

YOU ONLY LIFE ONCE ^_^

The Meaning of Relationship in My Way

Relationship adalah hubungan. Dalam arti ini menjalin hubungan bisa dengan siapapun, hubungan dengan orang tua, hubungan dengan pasangan, hu...