Saya merasa bahwa saya
adalah orang yang sangat minim dalam hal pengalaman. Karena selama kuliah sampai lulus kuliah saya
belum pernah merasakan yang namanya “kerja sampingan”. Mungkin diantara kalian
pas baca ini ada yang merasa berfikiran bahwa “Part time doang mah ga ada
apa-apanya” atau pemikiran-pemikiran lainnya. Ya! Karena saya pun dulu pernah
mempunyai asumsi tentang suatu pekerjaan, saya dulu tipikal orang yang memilah
milih suatu profesi dan bahkan menyebabkan diri saya kadang tidak menghargai
suatu profesi tertentu. Ketika ada profesi yang menjadi idaman dan saya
berfikir bahwa menjadi profesi tersebut akan enak dan di hormati banyak orang
lalu hidup saya akan sejahtera. Saat ini, saya menganggap bahwa pemikiran
seperti itu adalah pemikiran klise, walau setiap orang pasti mendambakan
profesi impiannya. Saya tidak mencoba untuk menghentikan kalian bermimpi ingin
menjadi apa, karena saya pun sampai saat ini masih memiliki mimpi “profesi
idaman”. Bermimpi itu ga dosa, apalagi bermimpi untuk menjadi seseorang yang
berguna. Satu hal konkret adalah kalau kalian bermimpi tanpa merealisasikan
mimpi tersebut, maka mimpi kalian hanya ada dalam imajinasi kalian aja.
Balik lagi membahas
sebuah profesi, saat ini saya sedang bekerja sebagai pekerja part time di salah
satu tempat makan di kota tempat saya tinggal. Nama tempat kerja part time saya
adalah “Just 4 Lunch” layaknya tempat makan pada umunya menyediakan makanan dan
minuman yang sedang di gandrungi anak muda. Saya bekerja setiap sabtu malam
dari jam 1 siang sampai jam 9 malam, saya bertugas sebagai kasir dan pelayan.
Kebanyakan dari kalian juga udah tau mungkin tugas kasir dan pelayan itu
seperti apa. Problem jaman sekarang kebanyakan orang melihat sisi profesi
seperti pelayan restoran atau profesi lain yang bukan profesi kantoran terlihat
kurang keren. Apalagi kalo tingkat pendidikan kalian tinggi mungkin kalian akan merasa gengsi untuk kerja di tempat-tempat yang kurang benefit. Mungkin juga ada yang berfikiran “Ah jadi kasir dan pelayan doang
mah gampang”. Karena dulu pun saya berfikiran seperti itu, namun setelah saya
merasakan sendiri “kerja” itu seperti apa. Saya langsung mengubah pola pikir
tersebut, semua yang namanya “pekerjaan” itu sama “penting” nya. Kasarnya
profesi se-rendah apapun itu punya tanggung jawab dan resikonya sendiri. Dengan
orang tersebut bekerja maka orang tersebut mengorbankan waktu dan tenaganya
untuk mencari nafkah bagi kehidupannya. Setelah merasakan sendiri gimana
capeknya kerja, saya jadi lebih lagi bisa menghargai orang apapun kalangannya
dan profesinya. Saya juga bayak belajar untuk gimana berhadapan langsung dan
berkomikasi sama orang baru dengan berbagai macam tipe. Jujur hal ini sangat
berimbas untuk diri saya dan amat sangat merubah pola pikir saya.
Setiap kerja saya
bertemu dengan berbagai macam pelanggan yang punya berbagai tipe karakter, ada
yang ramah, ada yang ketus, ada yang biasa-biasa aja dan saya harus tetap ramah
kepada mereka tanpa membeda-bedakan dengan segala situasi yang ada. Kadang
orang suka kurang mengapresiasi pekerja dalam bidang pelayanan. Padahal hanya
apresiasi dengan senyuman atau sekedar bilang “makasi” si pekerja tersebut
sudah merasa senang dan di hargai. Hal ini juga saya pribadi rasakan, saya
mengambil perspektif dari seorang pelayan kadang orang-orang menganggap remeh
pelayan seakan levelnya lebih rendah. Tapi balik lagi semua manusia itu sama
aja, segala profesi itu sama penting dan sama capeknya. Intinya kita harus
tetap berbuat baik kepada sesama manusia dan saling menghormati. Saya berharap
kita semua bisa lebih menghargai profesi seseorang dari segi kemanusiaannya,
bukaan di lihat dari kalangan mana orang itu, berapa besar gajihnya, apa
jabatannya atau hal-hal lainnya. Semoga tulisan ini bisa membuka atau memberi
sudut pandang yang baru untuk kalian yang membaca.
RESPECT ^_^