Selasa, 24 September 2019

Review Drama Korea: At Eighteen




Akhirnya gue kembali menulis setelah sekian lama ga nulis karena kesibukan sebagai seorang pekerja (kalian akan merasakan sendiri ketika sudah terjun ke dunia kerja). Kali ini gue akan mereview drama At Eighteen, menurut gue drama ini cukup di kemas dengan apik. Sebagai penonton gue di suguhkan dengan konflik yang cukup real. 

Sinopsis dari drama At Eighteen ini menceritakan tentang kisah anak SMA yang mengalami berbagai masalah dan persaingan dalam kehidupan mereka di umur mereka yang notabenenya masih muda. Ada tiga pemeran utama dalam cerita drama ini Choi Joon Woo, Yoo Soo Bin, Ma Whi Young. Ketiga pemeran utama tersebut cukup mempunyai konflik yang rumit untuk ukuran umur mereka yang masih muda. Bertemu dengan konlfik persaingan antar teman di sekolah, konflik di dalam keluarga, serta konflik orang dewasa yang di kemas apik menurut gue. Awalnya gue kira drama ini hanya menyajikan konflik permasalahan anak SMA, setelah gue tonton sampai selesai banyak banget nilai dan pesan yang gue dapet dari drama ini. 

Dari sudut pandang gue sebagai penonton, gue banyak mengambil nilai dan pesan dari berbagai masalah yang ada dalam drama At Eighteen. Pertama nilai dan pesan yang gue tangkap dari drama ini adalah bahwa umur itu tidak bisa di jadikan patokan sebagai alat ukur pendewasaan seseorang. Yang gue lihat dalam drama ini, para anak SMA ini cukup bisa bersikap dewasa dalam menghadapi teman yang menyebalkan atau pun orang tua teman yang cukup menyebalkan. Awalnya gue berfikir kalau anak SMA dengan masa labil mereka tidak bisa berfikir jernih dalam mengahadapi suatu masalah. Kedua nilai dan pesan yang gue dapat adalah kadang segala keputusan yang orang tua ambil untuk seorang anaknya itu belum tentu bisa membuat anaknnya berhasil atau maju di masa yang akan datang. Yang gue tangkap bahwa segala keinginan dan pendapat anak itu lebih penting di dengarkan dari pada harus mengikuti ego orang tua. Ketiga nilai dan pesan yang gue dapat adalah setiap pekerjaan yang dilakukan dengan hati akan menghasilkan kebaikan dan keberhasilan. Gue melihat bahwa menjadi seorang guru dalam drama At Eighteen ini tidaklah mudah. Tapi guru tersebut ingin membuktikan kebenaran dan dia juga peduli dengan semua muridnya sehingga dia bisa menunnjukkan bahwa dirinya pun pantas sebagai seorang guru atau pekerja.  

Kalau kalian memang senang menganalisis drama atau film seperti gue, gue yakin kalian akan mendapatkan banayak nilai dan pesan dari drama ini. Karena setiap nonton drama atau film gue selalu berfikir apakah hal ini juga bisa terjadi dalam kehidupan real gue. Gue merekomendasikan drama ini untuk di tonton ketika kalian bingung mau nonton apa. Semoga kalian juga bisa enjoy dan menikmati drama ini sama seperti gue

Jumat, 05 April 2019

Tentang Pekerjaan: Pahit Manis Seorang Pekerja

Setelah sekian lama ga nulis blog, akhirnya gue kembali menulis. Sesungguhnya gue sangat ingin bisa rutin menulis blog, tapi karena realita keseharian hidup gue yang padet dengan kerjaan. Akhirnya hanya bisa seadanya aja.... hiks...

Anyway, kali ini gue ingin menulis tentang pahit manis nya menjadi seorang pekerja. Mungkin ada sebagian dari kalian berada di posisi yang sama seperti gue. Yap, gue adalah salah satu pekerja atau karyawan di salah satu lembaga swasta. Ini adalah pengalaman pertama gue menjalani kehidupan sebagai seorang pekerja. Sebelumnya gue hanya menjalani hidup sebagai seorang anak yang hanya bisa minta duit jajan sama orang tua atau kakak-kakak gue. Selama kuliah gue sama sekali ga punya pengalaman kerja yang bener-bener gue di kasih upah setelah melakukan pekerjaan. Gue sempat menyesal, kenapa pas kuliah dulu gue tidak banyak mengeksplor diri gue supaya bisa lebih mandiri terutama soal duit jajan. 

Setelah kerja hampir mau satu tahun, gue baru merasakan bahwa cari duit itu butuh kerja keras. Disini gue tidak hanya akan membahas soal perduitan aja, tapi juga soal harga diri dan martabat seorang pekerja. Tujuan awal gue bekerja adalah gue ingin menjadi orang yang sukses. Arti sukses untuk setiap orang itu beda-beda, gue percaya kalian punya cara pandang masing-masing tentang arti sukses. Untuk gue, arti sukses itu adalah gue bisa menjadi anak yang membanggakan kedua orang tua gue. Nah otomatis gue harus berhasil dalam setiap aspek hidup gue, supaya orang tua gue tidak melihat sedikit pun celah yang ada di dalam diri gue. Semoga segera gue bisa menunjukkan ke orang tua gue... Amiinnnn....

Sebagai pekerja kita dituntut untu melakukan segala sesuatu sesuai perintah dari atasan. Bahkan mungkin sampai ada di antara kalian yang mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan pekerjaa (gue rasa banyak sih yang gini). Harus bisa menahan emosi kita ketika sedang di kantor. Kadang kita juga harus melawan hati nurani kita karena suatu pekerjaan. Awalnya gue fikir bekerja tidak seperti seperti itu, ternyata setelah gue alami bahkan lebih dari itu. Banyak hal yang gue pelajari dari menjadi seorang pekerja entah itu pertemanan, pekerjaan itu sendiri, emotional control dan yang lainnya. 

Dengan berbagai karakter atasan yang ada, seorang pekerja tetaplah pekerja. Tapi seorang pekerja juga mempunyai hak sebagai manusia. Walaupun seorang pekerja berbeda pangkat atau jabatan dengan atasannya tapi seorang pekerja dan seorang atasan adalah sama-sama manusia secara harfiah. Jadi jangan sampai seorang atasan tidak bisa berperilaku secara manusiawi terhadap pekerjanya. Secara pangkat atau jabatan boleh berbeda, tapi atasan dan pekerja masih bisa saling menghargai atas dasar kemanusiaan.

Positifnya gue dapet banyak pengalaman hidup, gue jadi bisa lebih mengatur pengeluaran dan pemasukan tentang keuangan gue pribadi. Ini sangat bermanfaat sekali untuk gue pribadi. Semoga untuk kalian yang sedang cari kerja segera mendapat pekerjaan, dan yang sedang bekerja selalu bisa semangat dalam menjalankan tugas.

The Meaning of Relationship in My Way

Relationship adalah hubungan. Dalam arti ini menjalin hubungan bisa dengan siapapun, hubungan dengan orang tua, hubungan dengan pasangan, hu...