Relationship adalah hubungan. Dalam arti ini menjalin hubungan bisa dengan siapapun, hubungan dengan orang tua, hubungan dengan pasangan, hubungan dengan rekan kerja, dan hubungan yang lainnya. Esensi dari suatu hubungan adalah “komunikasi”, menjalin hubungan dengan siapapun maka harus terjalin juga komunikasi nya. Komunikasi tidak hanya sebatas obrolan, chatting, dan telfon. Komunikasi dalam suatu hubungan juga sangat memerlukan “kejujuran”. Adanya kejujuran berarti kita sudah bisa membangun keterbukaan berkomunkasi dalam hubungan.
Relationship yang sehat adalah komuikasi yang sehat pula. Ketika kita belum bisa terbuka ataupun jujur dalam relationship yang kita jalani, entah itu dengan orang tua, dengan pasangan, ataupun dengan rekan kerja. Maka komunikasi yang kita bangun dalam relationship itu belum sehat. Ketika kita masih ingin terlihat baik-baik saja, padahal kiat tidak merasa baik-baik saja. Itu adalah komunikasi yang tidak sehat terhadap lawan relationship kita.
Menghargai setiap keinginan lawan relationship kita, termasuk ke dalam komunikasi dua arah yang sehat. Karena kita bisa saling mengerti dan menghargai keinginan satu sama lain. Kebanyakan saat ini “gengsi” atau “jaim” menjadi penghambat dalam melakukan komunkasi yang sehat. Karena kebanyakan orang saat ini hidup dalam naungan “gengsi” nya. Ketika masih ada kata “gengsi” dalam relationship berarti kita belum bisa jujur kepada diri sendiri dan lawan relationship kita.
Ketika kita sudah bisa menghilangkan “gengsi” dalam relationship, maka akan muncul sebuah “kejujuran”. Dari kejujuran akan muncul rasa mengerti dan menghargai komunikasi dalam berpendapat satu sama lain. Dari step itu lah akan muncul relationship yang sehat dan komunikasi yang sehat pula. Dan I think, bisa mengurangi konflik dalam relationship. This is based on my opinion and my experience about relationship. If any of you there are different opinions, it’s ok.